Burung-burung bernyanyi di pagi hari. Seorang anak kecil sedang mencoba berbincang kepada sang itik. Dia adalah alfan, sesosok anak yang gemar sekali berbincang kepada sang kuasa melalui binatang peliharaannya.
Alfan : "Heei itik, alfan sekolah dulu ya. Itik jangan nakal di kandang" kata Alfan
Itik : " Ya alfan, jangan lupa baca doa ya sebelum belajar hehe. Ciiciit ciiciit" suara itik
Setiap harinya, Alfan tidak akan melupakan sesosok orang yang sangat berjasa dalam mengembangkan hobinya untuk berbincang dengan binatang, yup beliau bernama Bi Noni. Alfan tidak ingin itik yang dia beli hanya mati sia-sia. Oleh karena itu, Alfan mencoba terus menggali ilmu itik yang sangat luas. Hampir setiap harinya, dia mengunjungi bi Noni yang berada tepat didepan sekolahnya. Perundingan yang sangat sengit tentang dunia hewan dimulai...
Alfan: "Bi Noni, Itiknya alfan kok ga mau makan yah"? tanya Alfan penasaran
Bi Noni : "Ohh itiknya lagi sakit fan, alfan obati itiknya ya" saut bi Noni
Alfan : "Yaa siap Bi Noni" tegas Alfan
Bi Noni : "Alfan mau beli itik lagi?" tanya bi Noni
Alfan : "hmm, alfan mikir sesaat ketika dalam hatinya bergeming, hmm kalau semisal aku beli lagi dan mati lagi, semua itu akan percuma saja hmm"
Bi Noni :"Faan, gimana mau beli lagi ga?" tanya bi Noni
Alfan : "Alfan mau nanya bi Noni sesuatu boleh ga? tanya Alfan
Bi Noni : " Hmm mau tanya apa fan?" Bi noni mulai penasaran
Bi Noni : "Apa itu syaratnya fan?, hmm ada-ada saja kamu mah fan wkwk"
Alfan : " Alfan mau beli itik lagi, tapi Alfan titipin di Bi Noni boleh ga?"
Bi Noni : "wkwkwk ya yaa boleeh fan" Bi Noni tertawa terbahak-bahak karena baru pertama kali ada pelanggan yang membeli itik untuk dititipkan kembali
Alfan : "hehe ya bi Noni nanti Alfan setiap pagi kesini untuk memberi makan itik punya Alfan boleh ga?"
Bi Noni "wkwkw Alfaan alfaan, yaa boleh faan"
Alfan pulang dengan senang hati karena bi Noni telah mengizinkannya untuk memelihara itik ditempatnya. Setiap paginya, Alfan mencoba datang tepat waktu untuk mengurusi itik-itiknya yang berada di tempat bi Noni. Alfan tidak pernah berhenti untuk mengekspresikan dirinya dalam dunia hewan. Pada saat itu, dia bertemu saya dan mengeluh karena itik yang dipeliharanya di rumah di makan riwog ( tikus besar)
Alfan : "Mas ogi, tau ga? Itik yang alfan pelihara di rumah mati semua" emosi kesal alfan tidak bisa dihindarkan
Mas Ogi : "Hmm Alfan mau tau cerita tono ga yang melihara 5000 ekor itik, semuanya hidup dan saling membantu."
Alfan: "Yaaa tah mas ogi? Tono hebaat yaa. Ceritanya gimana mas ogi?" Alfan mulai penasaran
Mas Ogi : "Jadi gini fan, itik yang dipelihara Tono bukan itik biasa fan" sambil meyakinkan Alfan
Alfan : "Oh ya tah mas ogi?" tanya Alfan penasaran
Mas Ogi : "Yaa fan, jadi gini. Tono ga pernah nangis kalau itiknya mati fan. Tono selalu bilang Alhamdulillah"
Mas Ogi : "Itiknya ada sekitar 500 ekor yang mati faan, bayangin banyaak bukan?"
Alfan : "Waah banyak banget mas ogi, kok bisa mas ogi tono bilangnya Alhamdulillah?"
Mas Ogi : "Yaa gini fan, setiap itiknya yang mati, tono pernah cerita ke mas ogi faan, setiap itik yang mati dan setelah itu kita mengucapkan Alhamdulillah, nanti itiknya akan berubah 100 kali lebih banyak faan.
Alfan : "Waah Alfaan mau seperti Tono." Alfan sangat antusias
Mas Ogi : "Ohh ya faan, itiknya juga bilang gini, kalau Tono bisa membaca Al-Quran dengan baik, nanti itiknya bisa nambah 1000 kali lipaat"
Alfan :"Waaah yaa Alfan juga mau ngaji aah"
Mas Ogi : "Yaa udah ya Alfan ngaji dulu supaya itiknya bisa nambah banyak ok?"
Alfan : "Oke mas ogi, dadaaah"
Mas Ogi : "Dadaaah Alvan"
Alfan merupakan salah satu dari ribuan anak yang memiliki kecerdasan. Dia selalu tidak ingin mulai mengaji sebelum mendengar cerita menarik dari Mas Ogi. Setiap harinya Alfan haus akan cerita-cerita yang dapat memotivasinya untuk lebih baik lagi. Every child is special atau setiap anak memiliki bakatnya masing-masing, hal itu perlu kita dorong untuk mengasah kemampuannya dalam berfikir dan bertindak. Terkadang, kita melupakan potensi yang sangat besar dan hanya mengambil kekurangan dari potensi tersebut. Ketika melihat kisah Alfan, kita bisa belajar bahwa ketika kita ingin belajar Al-Quran, hendaknya hati kita harus ikhlas. Kenapa demikian? ketika Alfan belum selesai dengan masalah itiknya, maka proses dalam ingatannya akan terhambat dan hanya menimbulkan kekesalan yang berkelanjutan. Hal ini dibutuhkan peran orang tua dan guru dalam mengajak si buah hati untuk dapat tertarik belajar Al-Quran melalui pendekatannya masing-masing. Dalam cerita tersebut, kita juga belajar bersyukur terhadap apa yang sudah ditakdirkan. Ketika kita pandai bersyukur, maka Allah akan melipatgandakan dan menggantinya dengan yang lebih baik. Semoga bermanfaat dan berkah amin.
1 Komentar