SGIE: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?


 Halo, sobat millenial! Apakah kalian pernah mendengar istilah SGIE? Istilah ini sempat menjadi viral setelah ditanyakan oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dalam debat cawapres pada Jumat (22/12/2023). Namun, ternyata Cak Imin mengaku tidak tahu apa itu SGIE. Lalu, apa sih SGIE itu? Mengapa penting bagi Indonesia? Dan bagaimana cara meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Apa itu SGIE?

SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy, yaitu sebuah laporan tahunan yang mengukur perkembangan ekonomi syariah di berbagai negara. Laporan ini disusun dan dipublikasikan oleh Dinar Standard, sebuah lembaga riset dan konsultan yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab. SGIE sudah diproduksi sampai edisi ke-9 pada tahun 2022.

SGIE mencakup tujuh sektor utama yang berhubungan dengan ekonomi syariah, yaitu:

Keuangan syariah, yaitu sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba, gharar, maysir, dan zina.

Makanan dan minuman halal, yaitu produk makanan dan minuman yang halal, yaitu tidak mengandung unsur-unsur yang haram, seperti babi, alkohol, darah, dan bangkai.

Kosmetik dan perawatan pribadi halal, yaitu produk kosmetik dan perawatan pribadi yang halal, yaitu tidak mengandung bahan-bahan yang haram, seperti alkohol, lemak babi, dan enzim hewani.

Obat-obatan dan kesehatan halal, yaitu produk obat-obatan dan kesehatan yang halal, yaitu tidak mengandung bahan-bahan yang haram, seperti alkohol, lemak babi, dan enzim hewani, serta tidak melanggar etika medis Islam.

Wisata ramah Muslim, yaitu layanan wisata yang ramah bagi Muslim, yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang memenuhi kebutuhan Muslim, seperti makanan halal, tempat ibadah, dan akomodasi yang sesuai dengan syariah.

Fesyen syariah, yaitu produk fesyen yang syariah, yaitu tidak bertentangan dengan aturan-aturan berpakaian dalam Islam, seperti menutup aurat, tidak menyerupai lawan jenis, dan tidak mengandung unsur-unsur yang haram, seperti sutra dan emas bagi laki-laki.

Media dan rekreasi bertema Islam, yaitu produk media dan rekreasi yang bertema Islam, yaitu tidak mengandung unsur-unsur yang haram, seperti musik, gambar, dan film yang menggambarkan makhluk bernyawa, serta tidak melanggar norma-norma moral dan akhlak Islam.

SGIE menggunakan 49 indikator untuk mengukur kinerja ekonomi syariah di setiap negara, yang meliputi:

Pasar, yaitu ukuran dan pertumbuhan pasar ekonomi syariah di setiap sektor.

Tantangan, yaitu hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pelaku ekonomi syariah, seperti regulasi, infrastruktur, dan kesadaran konsumen.

Peluang, yaitu potensi-potensi yang dimiliki oleh pelaku ekonomi syariah, seperti inovasi, kolaborasi, dan diversifikasi produk.

Kesiapan, yaitu kesiapan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah, seperti kebijakan, insentif, dan pendidikan.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, SGIE memberikan skor dan peringkat untuk setiap negara. Skor tertinggi adalah 100, yang menunjukkan kinerja ekonomi syariah yang optimal, sedangkan skor terendah adalah 0, yang menunjukkan kinerja ekonomi syariah yang buruk.

Mengapa SGIE penting bagi Indonesia?

SGIE penting bagi Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 230 juta jiwa, atau 87% dari total penduduk. Dengan jumlah Muslim yang besar, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah, yang dapat memberikan manfaat-manfaat, seperti:

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Muslim, yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sesuai dengan syariah, seperti makanan halal, keuangan syariah, dan wisata ramah Muslim.

Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang dapat meningkatkan pendapatan, investasi, dan ekspor, serta mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.

Menguatkan identitas dan citra bangsa, yang dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, serta mampu bersaing dan berkontribusi di kancah global.

Bagaimana cara meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE?

Untuk meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan layanan ekonomi syariah, yang dapat memenuhi standar-standar halal, kesehatan, dan keselamatan, serta mengikuti perkembangan tren dan permintaan pasar.

Meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang ekonomi syariah, yang dapat meningkatkan pengetahuan, minat, dan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan ekonomi syariah, serta menghilangkan stigma dan kesalahpahaman yang ada.

Meningkatkan kerjasama dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, yang dapat menciptakan iklim yang kondusif dan mendukung untuk pengembangan ekonomi syariah, seperti membuat regulasi, insentif, dan fasilitas yang memadai, serta melakukan promosi, advokasi, dan diplomasi yang efektif.

Kesimpulan

SGIE adalah sebuah laporan yang mengukur perkembangan ekonomi syariah di berbagai negara. SGIE penting bagi Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah, yang dapat memberikan manfaat-manfaat bagi kesejahteraan, pertumbuhan, dan identitas bangsa. Untuk meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan layanan ekonomi syariah, meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang ekonomi syariah, dan meningkatkan kerjasama dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar