“SEMPAK” Cinta Pada Pandangan Pertama

    

    Cahaya pagi yang menembus jendela kamar menandakan seorang anak desa  saatnya untuk terbangun dari tidurnya. Panggil saja dia Koy, kenapa? Karena dia adalah seorang yang sangat kerja keras sehingga hamper setiap harinya terdapat tempelan yang dapat menghangatkan punggungnya atau biasa kita kenal koyo hehe.

                Koy : "Bro bangun-bangun bro jangan tidur terus sholat sholat !"

                Man : "Yaa bro slow bro.. jangan berisik ahh !"

                Koy : "Bro masih ada koyo ga nih? Punggungku sakit lagi bro"

                Man : "Ohh ya bro ambil aja di lemariku tuh"

                Koy : "Ok bro makasih banyak ya.."

     Man atau lengkapnya bisa dipanggil Sutarman merupakan seorang yang tidak ingin waktunya diganggu, apalagi ketika waktu paginya diusik sama Koy. Namun mereka merupakan sahabat kentel yang akan terus gotong royong dalam mengarungi hidupnya. Suatu saat Koy dan Man ingin pergi untuk membeli perlengkapan kosan. Saat itu pun Man merasa aneh kepada seorang perempuan yang bisa dipanggil Firly, dimana awal dari pergi menggunakan angkot mereka selalu bersama.

                Koy : "Ehh Man itu kan cewe yang tadi di angkot bareng kita?"

                Man  : "Yaa koy, udah ahh biarin aja bro fokus aja cari bukunya."

                Koy : "Wkwk ya bro ok siap."

       Pada saat itu mereka sedang berada di Palasari untuk membeli buku untuk digunakan di bangku kuliah. Namun rasa penasaran pun semakin gencar dalam hati. Kenapa kok mereka bisa bareng si cewe yang sepertinya pegawai bank dengan badannya yang tinggi semampai ditambah lagi memiliki paras cantik. Sampai pada akhirnya mereka bertemu lagi di Mall untuk membeli perlengkapan.

                Koy : "Hmm kok bareng lagi ya?" berbisik Koy dalam hatinya

                Firly : "Hmm uang ku kok ga ada ya?" Bisik Firly dalam hati

                Koy : "Hmm hmm hmm" Bergumam Koy

                Firly : "Wahh kamu yang curi uang gue ya dasar maling !" Tuduh Firly menggunakan jarinya sambil marah-marah

                Koy : "Waah mba aku ga tau apa-apa mba, aku juga anak perantauan yang belum tau apa-apa disini mba" Balas koy dengan wajah polosnya

         Setelah beberapa menit kemudian Pak Satpam pun datang menghampiri dan mengangkat instruksi untuk Koy segera merapat ke kantor polisi. Pada saat di kantor polisi Koy pun bingung harus bilang apa, tapi yang pasti dia selalu mencoba untuk melantunkan sholawat dalam hatinya agar diselamatkan.

         Pak Polisi : "Kamu sudah mencuri ya !" Gentak pak polisi sambil menghantamkan meja menggunakan tangannya.

                Koy : " Beneran pak saya tidak tau apa-apa pak " Sambil memelas dengan muka polosnya.

                Pak Polisi :  "Ya sudah sini saya cek semua isi tasnya" Seretnya dengan lantang

                Koy : " Silahkan pak saya memang tidak tau apa-apa pa"

                Pak Polisi : "Haa ini apa?? " Tanya polisi penasaran.

             Koy : " Itu mah celana dalam saya pak yang mau saya cuci pak hehe. Udah hampir 1 bulan lebih pak belum saya cuci hehe.

                Pak Polisi : " Apaa !!! Jorok sekali kamu "

                Firly : " Ihhh hahah " Tertawa sambil merasa jijik.

      Setelah melawati tahapan yang lumayan panjang, Koy pun diperiksa seluruh badannya dari atas sampai bawah.

                Pak Polisi : " Saya masih belum percaya sama kamu, Ayo berdiri !"

                Koy : "Hmm ok pak siap" tegas Koy

                Pak Polisi : " Hmm kamu ga pake sempak juga!" Tanya heran Pak Polisi

                Koy :"Heheh ya pak maaf " muka polosnya pun selalu menghiasinya.

                Pak Polisi : "Hahah oke kalau gitu kamu memang tidak terbukti mencuri"

                Firly: "Looh ga bisa gitu pak, dia tetep pencurinya !" Marah Firly tidak tertahankan

                Pak Polisi : "Looh kalau gitu mba Firly jangan menuduh sembarangan. Coba mnba cek dulu lagi, mba bisa dituntut balik loh" Tegas Pak Polisi

            Firly : " Ohh ya pak sudah ada nih menyelip di tas saya" Wajah marah pun mulai runtuh perlahan dan berubah menjadi wajah malu

                Koy : " Ok pak sudah ketemu, saya pamit dulu !"

        Setelah kejadian itu, Mba Firly sangat malu dan langsung meminta maaf kepada Koy dan memberi beberapa uangnya untuk Koy. Namun Koy menolaknya dan mengatakan dalam hatinya bahwa harga dirinya tidak bisa dibeli dengan uang. Akhirnya Mba Firly mencoba menambahkan uangnya sejumlah Rp 1Jt. Tetap saja Koy memiliki pendirian yang kuat. Mba Firly sudah menyadari bahwa dirinya sangat malu, untuk meminta maaf itu semua memang tidak cukup. Mba Firly pun kagum dengan pendirian dan tingkah baiknya. Selanjutnya Mba Firly memberikan kartu namanya dan ingin berkunjung ke kosnya. Koy pun menerima kartu nama tersebut yang bertanda Staff di suatu bank. Tidak lama kemudian, Koy ingin membuat rekening. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Bank BRI. Koy pun sampai dan bertemu dengan salah satu tellernya.

         Koy : "Maaf mba saya mau buat rekening" Ucap Koy sambil menunduk mengecek persyaratannya

                Firly : "Hmm kamu kan orang yang pernah ketemu di pos polisi ?" Mencoba memastikan Firly dengan segala daya ingatannya.

                  Koy : " Looh Mba Firly kerja disini?"

                Koy dan Firly pun semakin akrab. Firly sangat kagum dengan kepribadian koy yang sangat bijaksana dalam menghadapi masalah. Sebenarnya Koy pun merasa nyaman bersama Firly saat bertukar pesan. Namun Koy selalu berpikir..

    Koy : "Apakah saya sudah siap? Seperti saya belum dapat menghadapi Firly dengan baik. Mungkin saya akan melepaskannya perlahan."

Disini Koy mengenal bahwa cinta itu layaknya bagaimana kita mengejar dunia, dimana dunia semakin dikejar maka semakin jauh begitu pula sebaliknya. Akhirnya Koy mencoba untuk menjauhinya. Dan pada saat itu Koy mendapati kabar bahwa Firly sudah ingin dijodohkan dengan seseorang yang kaya raya. Namun Firly masih ada bimbang dalam hatinya. Akhirnya pertemuan dengan Koy pun tidak terelakkan dan Firly meminta untuk bertemu terakhir kalinya.

    Firly : "Koy aku ga mau meninggalkanmu" Ucap Firly

    Koy : "Hmm yasudah aku ikut" Ucap Koy

           Koy masuk ke dalam kereta beserta Firly. Namun tidak lama kemudian Koy lari dan loncat pada saat dia sudah mengantarkan Firly ke bangkunya. Firly pun merasa sedikit kecewa dan akhirnya menuliskan secarik kertas dan melemparkannya ke luar jendela. Pada saat itu kertas tersebut menabrak pas muka Koy lalu Koy membukanya dan didalamnya tertulis “I Love You So Much”. Dengan segala pendiriannya Koy tidak goyah untuk meninggalkan Firly karena itu jalan yang terbaik untuk Firly.

         Pada Cerita Pendek kali ini kita bisa belajar bahwa Cinta itu ibarat bagaimana kita mengejar dunia, dimana ketika semakin dunia kita jauhi dan mendekati yang Maha Memiliki maka cinta itu akan tumbuh subur abadi.


Posting Komentar

3 Komentar

Nur Asiyah mengatakan…
klau aq mah klasik aja dech @mas ogie
Unknown mengatakan…
@Nur Asiyah Hmm berarti klau yang klasik semoga cintanya semakin asik..wkwk
Daffa mengatakan…
ceritanya unik wkwk dan penuh makna