“Makna Sejati” dalam Meneladani Kisah Sahabat Sa’ad bin Abi Waqash

        
Sejuk dan Indahnya Masjid Huaisheng

          Assalamu’alaikum guys, gimana kabarnya nih? Semoga selalu sehat dan semangat ya hehe. Alhamdulillah ku baik-baik saja gaes. Sambil mendengar suara pesawat yang lewat diatas tempat penginapan ku, paling enak kita berbagi cerita dulu yuk,hehehe. Alhamdulillah hari terakhir ku dapat diberi kesempatan untuk mengunjungi kota Guangzhou. Dulunya kota ini menjadi pusat perdagangan China, dimana pada saat kekaisaran dinasti tang, Kapal yang masuk ke wilayah perdagangan China harus melewati pelabuhan. Pelabuhan Guangzhou merupakan pelabuhan terbesar di China yang berada di bawah otoritas Guangzhou Harbour Bureau. 
Maka jangan heran bila kota Guangzhou merupakan salah satu kota terbesar dan tersibuk di China. Terbukti ketika ku sedang menuju dari satu tempat ke tempat lain, ku melihat banyak sekali perpindahan manusia yang terus bergerak silih berganti. Ku sangat kagum dengan kota ini, kenapa? Karena kota Guangzhou masih kental sekali dengan budayanya dan arsitektur China kuno. Lalu ku melihat banyak orang yang senang berjalan kaki karena MRT sangat membantu sekali untuk memobilisasi pergerakan manusia.
Pada kesempatan kali ini ku ingin berbagi cerita kok bisa terinspirasi untuk ziarah atau berkunjung ke Makam Sahabat Sa’ad bin Abi Waqash?. Pesan dari Abah Sholah masih sangat terngiang di benak ku, yakni ketika kita menginginkan sesuatu maka cobalah untuk mengirim fatihah atau wasilah kepada guru-guru kita dan para ulama terdahulu, dimana ketika hati kita belajar untuk mengirim fatihah, pada saat itu kita mencoba untuk mengenang jasa-jasanya dan mempraktikkan hal yang baik dari apa yang para ulama lakukan. Setelah ku dan teman ku sowan ke Abah Sholah, pada saat itu kami sowan ke Gus Amak, dimana beliau pun selalu menasihati untuk senantiasa menguatkan sinyal kepada para guru dan ulama. Dengan cara itu kita insyaallah akan selalu semangat dalam mengarungi terjalnya batu karang.
Alhamdulillah sebulan setelah ku belajar di SIAS, salah satu teman ku yakni Hanif, dia mengingatkan ku untuk berkunjung ke panglima besar Sa’ad bin Abi Waqash. Tidak butuh waktu lama lagi, ketika perbincangan kita akhiri, ku langsung catat dalam salah satu agenda wajib ku untuk dapat mengunjungi makam sahabat Sa’ad bin Waqash. Alhamdulillah makamnya tidak sulit untuk dijangkau. Berikut ku rekam jejak perjalanan ku saat ku menuju ke makam sahabat Sa’ad bin Abi Waqash. Yuk simak cara menuju ke makam Sa’ad bin Abi.
1. Kita bisa memakai MRT (Mass Rapid Transit), pada saat itu ku dan surya berangkat dari Airport North Station lalu kita bisa membeli tiket ke Yuexiu Park gaes. Pada intinya tujuannya adalah ke Yuexiu Park gaes. Berikut gambaran dari jarak antar station yang ada di MRT Guangzhou
Dari Airport N ke Jiahewanggang
Transit di Jiahewanggang ke Yuexiu Park
2. Setelah kita sampai Yuexiu Park, lalu kita mengambil pintu keluar B. Saat sudah keluar dari pintu B, lalu kita langsung belok kiri gaes,hehe. Nah kurang lebih kita berjalan sekita 4-5 menit, maka akan ada gang besar arah kiri, dimana disitu dijaga polisi, tapi santai saja mereka tidak gigit kok gaes,hehe. Lalu setelah itu ada pintu masuk Bahasa arab dan China yang kurang lebih artinya jalan menuju Sahabat Sa’ad bin Abi Waqash. Berikut gambarannya gaes
Pintu Keluar B
Gas terus pintu keluar B ya gaes
Langsung banting setir ke kiri gaes,hehe
Jalan sekitar 4-5 menit
Setelah kami sampai di Masjid Huaisheng, kami langsung mengambil air wudhu dan menunaikan shalat Dzuhur. Alhamdulillah kami diberi kesempatan untuk dapat berziarah langsung ke makam beliau. Sebelum kami memasuki jalan lurus ke makam beliau, kami menghirup udara yang sangat wangi dan juga hati yang lebih adem. Ternyata dugaan kami benar, Alhamdulillah kami telah sampai di makam beliau, lantas kami masuk lalu membaca yasin dan tahlil. Kami pun belajar dari ziarah tersebut bahwasannya perjuangan beliau masih sangat terasa, bahkan banyak sekali dari muslim disini mengunjunginya setiap bulan. Bahkan ketika mereka memiliki waktu luang, mereka sempatkan untuk ziarah. Karena ketika kita ziarah, dapat meningkatkan jiwa spiritual kita, karena kita akan termotivasi untuk dapat meneladani perjuangan beliau. Begitu juga dengan makna sejati, dimana Sejati memiliki tiga poin penting saat kita ingin bergaul dengan siapapun. Tiga poin itu adalah Senyum, Jaga Silaturahmi, dan Hati.
Jalan menuju makam
Jalan lurus menuju makam

Alhamdulillah ku dan Surya dapat bercerita perjuangan beliau yang sudah kita unggah di channel youtube ku gaes saat kekhalifahan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, bahkan beliau diutus untuk berdakwah selama 20 tahun di China. Awalnya agama islam sulit diterima, namun lambat laun ketika agama ini memberikan kepada arah kebaikan, maka agama islam mulai diterima dan dibangunlah Masjid Huaisheng yang digunakan sebagai tempat ibadah sampai saat ini. Yuk gaes selalu berbagi dalam kebaikan, karena hidup itu bukan lomba lari, melainkan lomba berbagi. Yang paling berharga bukanlah seberapa cepat kamu bisa mewujudkan mimpi, namun seberapa manfaat yang bisa kamu berikan ke orang lain saat mimpi tersebut akhirnya terwujud. Semoga kita dapat meneladani perjuangan beliau dan bermanfaat.. Amiiin. Berikut video lengkapnya gaes..

Posting Komentar

0 Komentar