Lukisanku Semangatku


             
Lukisan sederhana namun bermakna
              Pagi yang syahdu menyimpan kenangan rindu, dikala kita jauh untuk saling mengadu, namun matahari tak kunjung merasakan sembilu. Pada saat itu tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 04.30 am, yang berarti aku dan surya harus segera bergegas untuk meninggalkan berjuta kenangan di negeri tirai bambu…

Ogi = “Wooi bro, ayo bangun coy, udah jam setengah 5 nih ! “ pukul ku untuk membangunkannya

Surya = “Ohh ya bro siaap, kamu duluan lah.” Sambil mengusap wajah yang masih mengantuk

Ogi = “Oke bro aku duluan wudhu terus sholat shubuh dulu ya” balas ku cepat

Surya = “Oke bro siip” sambil menunjukkan satu jari jempol tangan kanannya

               Alhamdulillah aku dapat bangun pukul 4.30, karena jika kita terlambat saja, maka kita akan ketinggalan travel yang mengantarkan kita ke bandara. Pada saat itu aku hanya berdoa semoga apa yang kita sudah pelajari di SIAS Internasional University dapat bermanfaat dan berkah. Karena ketika kita meniatkan semuanya karena Allah, maka tidak ada hal yang sulit dan pasti akan ada jalannya. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 04.45..

Ogi = “Ayoo bro 5 menit lagi nih jam 05.00 ! “ Perintahku ke surya agar bergegas

Surya = “Apaaa, yaya bro aku langsung cepat-cepat nih” balas surya

Ogi = “Hmm kalau saja aku bilang 15 menit lagi, pasti tidak akan secepat ini hahah” Sambil memikirkan strategi berikutnya..

Surya = “Sudah bro ayoo gas pol” tegas surya

Ogi = “ Yoyoy bro gas pol rem blong” balas ku cepat.

                Tak terasa kita telah sampai di bandara Guangzhou, disana kita mulai mencari sarapan dan alhamdulillah kami menemukan makanan halal dan langsung santaap saja. Setelah itu kami langsung menuju tempat lepas landas dari pesawat China Southern. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat dan dapat bertemu dengan keluarga. Pada hari pertama Surya mengunjungi rumahku dan di hari kedua dia pulang langsung ke Jogja karena dia memiliki urusan di Jogja. Saat Surya sudah pergi, aku mulai menatap langit dan mulai bercengkrama dengannya..

Ogi = “Ohh langit, tolong ajari aku tentang bagaimana menjadi orang bermanfaat?” sambil memasang tatapan penuh bingung

                Tak lama aku memikirkannya, lalu aku mulai masuk ke dalam rumah dan ibuku melihat banyak lukisan China yang sudah aku ukir dalam tinta yang berwarna. Dan ibuku berkata..

Ibu = “Ogi lukisan ini siapa yang menggambarnya?” tanya ibu penasaran

Ogi = “Ohh itu gambarnya ogi bu, gimana bu? Jelek ya? “ sambil mengacak rambutku karena aku sejatinya tak dapat menggambar

Ibu = “Ohh ga kok, ini gambarnya bagus banget, nanti ibu coba beri bingkai ya, pasti bagus banget kalau udah di bingkai” sambil memegang kertas nasi atau rice paper yang memang berbeda dari kertas biasanya

Ogi = “serius bu?, padahal menurut ogi itu kurang bagus, ogi bawa karena ogi sudah berniat tidak akan meninggalkan apapun yang sudah ogi pelajari di China hehe.” Tanggapku terhadap lukisan tersebut

Ibu = “ hahaha ya nak, dulu sewaktu ibu masih SMA, ibu coba menggambar dan menurut ibu gambar itu jelek banget, namun ibu tetap berusaha keras untuk membuat gambar itu bagus, tapi tak disangka kakek melihat gambar itu dan kakek berkata gambar mu bagus banget nak, bapa akan pajang gambar ini haha “ tawa ibu sambil melihat gambarku

Ogi = “ hmmm apakah itu yang dinamakan usaha yang keras tidak akan mendapatkan hasil yang sia-sia, maka lurusnya niat itu penting agar dapat memberi manfaat. Sebelumnya aku merasa ragu terhadap kemampuan menggambarku, namun setelah aku coba, coba dan terus mencoba, alhamdulillah aku dapat membuatnya” Gemamku dalam hati yang senang ketika lukisanku dapat bermanfaat.

                Jadi apa yang bisa kita petik dari kisah cerpen ini gaes?, Yuk saling diskusi di kolom komentar ya hehehe. Semoga bermanfaat amiin.

               

  

Posting Komentar

0 Komentar