Salah satu karya sederhana dari seorang santri,,hehe.. |
Assalamu’alaikum guys, gimana
kabarnya nih?, semoga selalu dapat tersenyum dan memberi manfaat bagi
lingkungan ya,amiin. Ohh gaes cuaca hari ini di China sedang mengalami kondisi
yang buruk, jadi dihimbau kepada warga disini untuk mengurangi aktivitas
diluar, awalnya ku tak percaya, lalu ku mencoba untuk keluar, eh ternyata benar
gaes, cuaca diluar seperti bau asap kendaraan, mungkin karena proses industri
yang luar biasa di China, jadi berdampak pada lingkungan sekitar. Tapi tak
perlu risau gaes, karena cuaca seperti ini biasanya terjadi tidak sampai
berhari-hari dan kita tetap bisa makan dan minum,hehe. Oh ya gaes, daripada
melamun ga jelas, lebih baik kita saling berbagi cerita,hehe. Pada kesempatan
kali ini ku ingin berbagi tentang sedikit tips dari seorang santri biasa, yang
dimana pada saat nyantri hanya bermodalkan sarung, pulpen dan kitab, tapi dari
situlah aku banyak belajar kesederhanaan, karena menjadi orang sederhana itu
sangatlah sulit di era modern saat ini. Dulu sewaktu ku masih belajar di Pondok
Pesantren Jagasatru, ku teringat kalimat dari Kang Ayip Muh yakni Luruskan
Niat, Perbanyak Sholawat. Pada saat itu aku masih duduk di bangku SMP dan
pertama kali ku mengenyam masa pesantren. Awalnya ku belum terlalu mengerti
dengan kalimat tersebut, setelah ku mulai belajar tentang adab, fiqih dll. Ku
mulai mengerti bahwa mutu dari seorang santri itu diliat dari niatnya.
Pada awalnya ku
selalu menyesalkan untuk tinggal di pesantren karena lingkungan sangat berbeda,
namun lambat laun ku mulai mengerti bahwa lingkungan pesantren dapat membuat
kita menjadi lebih mengerti makna dari kesederhanaan, keikhlasan, dan
keistiqomahan. Berangkat dari situlah ku ingin mencoba terus mengamalkan makna
dari kalimat Luruskan Niat, Perbanyak Sholawat. Nah gaes pada kesempatan kali
ini ku juga ingin berbagi tips tentang “LuWAK KeCil Kunci Sukses Ala Santri”.
Kenapa kok bisa Luwak?, Karena gaes bau kentutnya aja wangi apa lagi bau
badannya, hahaha. Apalagi kotorannya gaes, bisa kita olah menjadi kopi
bukan?hahah. Tapi sebenarnya lebih dari itu gaes, Santri itu bisa lebih dari
luwak gaes, karena seorang santri paling tidak mengerti akan makna barakah. Apa
itu barakah?. Barakah ialah sesuatu yang kita lakukan walau sekecil apapun setidaknya
bisa memberi manfaat dan manfaat yang kecil itu akan berdampak pada perilaku
santri tersebut. Maka ketika luwak dapat diambil kotorannya untuk kopi, maka
santri dapat mengambil barakah di dalam setiap sanubari. Ohh ya gaes, LuWAK
KeCil juga memiliki singkatan loh.. ingin tau apa itu?? Yuk Cekidot gaes..
1. Lu = Luruskan Niat
Niat
sangat sulit untuk dibentuk, aku pun masih belum mengerti makna niat secara
rinci. Namun dari pengalaman-pengalaman ku, ku mencoba memetik satu titik dan
dapat mengerti arti niat walau sedikit. Makna niat yang ku mengerti ialah hati
yang mencoba mengabdikan diri pada kebaikan. Kenapa ku memakai kata mencoba?
Karena sebagai manusia untuk memiliki niat yang baik itu sangatlah sulit, maka
dari itu manusia hanya bisa mencoba, mencoba
dan terus mencoba lagi untuk memiliki niat yang baik. Oleh karena itu
awal dari ku mengenyam pesantren, ku tidak diajarkan kamu harus jadi dokter
atau jadi pilot atau bahkan jadi Presiden, namun ku diajarkan tentang makna
dari niat tersebut. Kamu bisa jadi apa saja yang kamu inginkan, asalkan ada
niat baik maka disitulah kamu dapat meraih ridha Allah. Jadi kita bisa saja
gagal ditengah jalan karena kita tidak memahami makna niat, karena kita tidak
tulus untuk mengabdi. Yuk mari kita bersama-bersama luruskan niat kita untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Wa = Perbanyak Shalawat
Ketika
kita sudah mulai membina niat kita, hal selanjutnya ialah perbanyak untuk
mendekatkan diri dengan cara perbanyak Shalawat. Ku masih teringat pesan dari
Gus Amak, Beliau berkata “ Walaupun kalian sudah tidak lagi di pesantren, hal
yang harus diperhatikan adalah harus terus menguatkan sinyal dengan mengirimi
Fatihah kepada sesepuh dan guru-guru kita terdahulu”. Pada saat itu aku hanya
termenung dan diam mencoba untuk meresapi setiap kata-kata beliau. Setelah itu
ku coba mengamalkannya sedikit-sedikit dengan cara mengirim fatihah sebelum
baca qur’an. Karena ku sangat yakin kebermanfaatan ilmu itu berada disetiap
untaian doa para guru-guru dan sesepuh, maka dari itu yuk gaes, bersama-sama
kita mulai mendoakan para guru-guru. Semoga beliau selalu diberi
kesehatan..Amiin.
3. K = Kuatkan Tekad
Tekad
itu lebih dari kuatnya gigi master limbad, haha. Yup gaes, ketika kita sudah
punya tekad yang kuat maka semua rintangan didepan akan terasa mudah. Ada
sedikit cerita tentang tim berlin yang alhamdulillah sekarang terus berkembang.
Tim berlin terbentuk dari tekad yang kuat para pemuda desa Kecamatan
Astanajapura, kenapa?. Pada awalnya banyak orang yang berkata kok pemuda
mengurus sampah? Sekolah tinggi-tinggi kok hanya bisa ngurus sampah?. Kami
mencoba untuk tetap memiliki tekad yang kuat yakni terus berbagi manfaat
lingkungan yang bersih dengan cara mengolah sampahnya. Alhamdulillah dari
mengelola sampah, banyak berkah yang dapat dipetik dan lingkungan pun mulai
mengerti akan indahnya lingkungan yang bersih. Dari situlah Tekad tidak dapat
dibayar dengan uang melainkan berkah yang berulang-ulang. Maka dari itu moto
kami tidak menjadikan hidup kita kaya karena kita mengurus sampah namun
menjadikan hidup kita berkah dan manfaat. Semoga tim berlin selalu diberi
kesehatan dan semangat dalam mengabdi kepada masyarakat. Amiin.
4. Ke = Selalu Kabari Keluarga
Salah
satu manfaat santri adalah jauh dari keluarga. Setidaknya kami harus mengabari
keluarga saat kami rindu dan memiliki masalah. Maka dari itu ketika kita sudah
terbiasa mengelola rindu dengan baik yakni dengan cara mengabari orang tua secara
rutin untuk mendoakan kita. Ku jadi teringat dari certianya Mas Mahfud, Beliau
pernah bercerita ada seorang mahasiswa yang berjualan di kampus, tapi kok laris
manis terus bahkan banyak sekali yang memesan lebih. Lantas ditanya apa
rahasianya? Lalu dia pun berkata dia mengabari orang tuanya setiap 2 hari
sekali. Lalu si penanya pun merasa terketuk hatinya karena dia jarang mengabari
orang tuanya. Jadi bukan karena berapa banyak dari dia berjualan namun seberapa
sering dia meminta doa dan masukan dari orang tuanya. Yuk gaes mari kabari
orang tua kita. Orang tua kita tidak butuh uang
kembali, namun orang tua butuh kita yang selalu mendoakan dan mengabari
.
5. Cil = Beri Manfaat SekeCil
apapun
Kenapa
ku menekankan Cil atau SekeCil ?. Karena semua tindakan yang besar itu dimulai
dari yang kecil terlebih dahulu. Ada sedikit cerita ketika ku belajar di Pondok
Pesantren Al-Hikmah 2. Pada saat itu ku melihat santri yang dengan semangat
merapihkan sendal teman-temannya. Lalu ku mulai terketuk pada makna SekeCil
ini. Pada saat itu ku merenung dan mencoba untuk sedikit demi sedikit
mempraktekkan apa yang ku lihat dengan cara merapihkan sedikit demi sedikit
sendal-sendal yang ada di kamar. Alhamdulillah pada saat ini ku dapat lebih
peka dalam kerapihan. Dan pada saat ku tinggal di asrama unires, kamar ku dapat
apresiasi menjadi kamar terbersih. Hikmah dari cerita disini ialah semuanya itu
butuh proses. Kita tidak bisa langsung menjadi rapih dengan hanya melihat,
ketika kita ingin lingkungan kita menjadi lebih rapih, maka langkah awal yang
harus dilakukan ialah rapihkan diri kita terlebih dahulu dan mencoba memberi
manfaat sekecil apapun pada lingkungan kita. Semoga kita bisa menjadi orang
yang dapat memberi manfaat sekecil apapun..amiin
0 Komentar