Pada
tahun ini, ku mendapatkan kesempatan untuk belajar bareng di Masjid Baitul Ulum
dari program mubaligh hijrah Unires. Masjid ini sudah lama berdiri, namun dari
tahun ke tahun terus mengalami masa naik turun, dimana seperti yang dikatakan
pak Anton selaku takmir masjid di masjid Baitul Ulum berkata bahwa “Ketika
pengajar tpa disini sudah lulus dari masa kuliahnya, biasanya kegiatan masjid
seperti tpa dan kepemudaan itu menurun mas. Maka dampaknya pemuda di masjid Baitul
Ulum menurun semangatnya mas. Alhamdulillah untuk bulan Ramadhan, para pemuda
sangat antusias dalam menjalankan program yang ada, tapi ya terkadang mereka
itu agak sulit untuk tadarus dan sholat jama’ah mas”. Awalnya ku berpikir ku
akan menghadapi pemuda yang agak sulit diatur. Tetapi kenyataan dilapangan
berbeda. Mereka itu asik dan kreatif. Dan ku teringat apa yang di ucapkan oleh
ust Talqis Nurdiyanto bahwa dalam membentuk karakter itu tidak bisa dengan cepat,
butuh proses yang cukup untuk melakukan perubahan. Pelan-pelan yang penting istiqomah
itu lebih baik.
Perbedaan
karakter yang dirasakan begitu terasa. Setiap pemuda memiliki pandangan yang
berbeda dalam bergaul. Mereka lebih memilih untuk blak-blakan ketika ada suatu
masalah. Akhirnya kata-kata yang keluar pun sulit terbendung seperti kata-kata
misuhi atau dalam Bahasa Indonesia itu kata-kata yang kurang enak didengar.
Menurut ku itu suatu hal yang wajar, karena teman sejati itu bukan dia yang saling
jaim, tapi dia yang bisa berkata blak-blakan,hehe. Pada kesempatan tahun ini ku
dapat rekan yang memiliki pandangan yang sama tentang membuat karakter. Dia
adalah Javier, dalam menangkap perilaku atau karakter seseorang dia dapat
memandang tidak hanya dari satu sisi kehidupan seseorang, dimana sebenarnya
hati kecil seseorang itu ingin selalu melakukan kebaikan, namun jalan untuk melakukan
kebaikan itu memang berbeda. Oleh karenanya kami mencoba mengerti apa yang
teman-teman kurma rasakan, ciee. Heheh. Akhirnya untuk mengajak kami berpura-pura
tidak mengerti apa itu misuhi dan mencoba membuat hal yang baru dari misuhi itu
yakni Mengaji Sesuka Hati. Dengan adanya misuhi ini kami hanya mengaji dalam
hitungan menit. Paling lama maksimal 10 menit. Kami hanya membaca satu surat
dan bahas 3 ayat untuk tajwidnya. Selanjutnya kita hanya ngobrol-ngobrol dengan
khas laki-laki seperti ayoo futsalan, main tenis meja dan lain-lain. Jadi
intinya sih lebih banyak ngobrol daripada mengajinya, hehe. Setelah itu alhamdulillah sudah ada jargon yang mereka buat sendiri, jargonnya yakni Qur'ani, Cerdas, Berprestasi. Disini mungkin kami
hanya ingin mengajaknya perlahan dan semoga saja program Ayoo MISUHI ini bisa jadi
salah satu kebiasaan para pemuda disini. Mungkin ini saja yang dapat saya
ceritakan sob. Semoga dapat bermanfaat..amiin.. hehe.
Jargon Baru Kurma (Kumpulan Remaja Masjid) Baitul Ulum !
0 Komentar