Dia : Rasa atau Hanya Perasaan?

  
Apa sih yang disebut rasa? terus apa rasa ini hanya perasaan saja?. Banyak sekali orang mengartikan kita harus mempunyai rasa simpati, empati dan lain-lain. Lalu kenapa sih rasa ini selalu muncul ketika seseorang sedang mencoba untuk melupakannya?. Terkadang rasa ini juga yang membuat seseorang itu menjadi semangat tetapi tidak menutup kemungkinan rasa juga akan membuat seseorang menjadi terpuruk karena terlalu memikirkannya. Lalu apa sih yang seharusnya dilakukan untuk tetap menjaga rasa ini dalam suatu bingkai yang terkadang mungkin ini hanya sebuah perasaan. Ku hanya ingin mencoba menguraikan perasaan ini yang sebenarnya sudah agak lama terpendam dan mungkin akan selalu ku pendam.
   Sebenarnya ku ingin sekali perasaan ini terbingkai dalam sebuah buku novel buatan ku sendiri, tetapi rasa ingin menyampaikan lewat tulisan seperti inilah yang terkadang hanya akan memendam perasaan tersebut dalam-dalam. Dunia politik yang sedang ku pelajari sekarang sedikit mengganggu ku dalam menguraikan perasaan ini. Terkadang rasa ingin sekali menyampaikan semua perasaan ini terhalang dengan retorika politik yang sebenarnya hanyalah permainan semata. Tapi bagaimana dengan rasa?. Ya rasa tidak dapat dikatakan sebagai permainan. Rasa haruslah datang dari hati yang mempunyai setiap biliknya yang unik. Rasa terkadang datang dari hanya memandangnya sedang menyunggingkan bibir. Rasa pun bisa terlihat ketika orang sedang diam termenung. Ketika rasa itu datang tidak ada seorang pun mengetahui kecuali gerakan hatinya yang mulai akan tersenyum.Tetapi aku yakin rasa inilah yang akan membuat orang bergerak ke hal yang positif
   Ku hanya orang biasa yang tidak pandai bermainan kata hanya dapat melihatnya senang dari kejauhan. Melihatnya lebih jauh akan terasa lebih indah. Tak dapat ku pandanginya walau hanya jarak dekat. Ku tak ingin kedua matanya menatap diriku. Diri ini hanyalah sebuah botol yang diisikan tulisan kertas didalamnya, yang pada akhirnya tulisan tersebut akan mengatakan hal yang sebenarnya ku rasakan. Sudah ku rancang plot-plot tulisanku, sampai akhirnya nanti bertemu dalam suasana di sungai yang dimana surat dalam botol itu sebagai bukti bahwa waktulah yang akan mempertemukan kita. Namun tulisanku mungkin tidak akan berkembang karena judulnya pun sudah ku lupakan. Lalu apa yang harus ku lakukan?. Menulis dalam rangka politik pun kurang ku pahami, namun dalam bingkai tulisanku ini ku ingin merasakan tulisan yang berasal dari diriku sendiri, dimana mengungkapkan apa yang ku rasakan. Mungkin ku belum dapat menjawab Rasa atau Hanya Perasaan? Namun suatu saat nanti ku berharap tulisan ini dapat menjawab apa yang seharusnya ku pilih. Dan ku berharap Rasa ini bukan sekedar hanya perasaan namun rasa yang di ridhai sang ilahi dalam mengarungi hidup ini.

Posting Komentar

0 Komentar