Zidan sedang mengumpan si bundar.
Warna-warni OBOR (One Belt One Road) |
Fenomena belajar dari rumah sudah sering kita alami. Namun, banyak kendala yang sulit untuk diatasi terkait apakah pembelajaran tersebut menjadi efektif ketika diadakan di seluruh level pendidikan?. Kecanggihan teknologi tidak dapat menyambungkan kecerdasan emosional siswa dalam lingkup apapun. Mereka dapat bergerak dengan cepat, namun mereka akan memiliki titik terjenuh dalam hal pendekatan emosional. Ketika kita melihat bahwa banyak sekali siswa ataupun guru yang mengalami depresi dengan adanya kecanggihan teknologi. Pertemuan semakin mudah namun tidak dapat memudahkan setiap pertemuan yang syarat akan makna. Hal ini saya alami ketika melakukan pembelajaran daring bersama salah satu murid yang belajar dalam mempersiapkan lomba tingkat nasional. Saya sama sekali tidak terganggu dengan kecanggihan teknologi, Hal ini disebabkan karena murid tersebut telah menguasai dasar bahasa inggris. Hal ini menjadi menarik ketika kita berdiskusi mengenai soal-soal toefl untuk jenjang SMP. Dia dapat menguasai dengan baik sehingga dia dapat meraih perak dalam kompetisi tersebut. Namun semua itu bukan menjadikan pembelajaran daring lebih efektif daripada luring.
Berbicara tentang Obor, maka hal tersebut sangat berkaitan erat dengan bagaimana sistem belajar dapat selalu menyemangati satu sama lain. Hal ini dilakukan dengan menciptakan banyak interaksi antara Guru dan Murid yang terpadu. Ketika mereka dapat menyelesaikan setiap tantangan dengan menunjukkan kosakata bahasa asing yang telah dibungkus rapih melalui saluran ekspresi lagu bahasa inggris, maka mereka akan mengerti pentingnya komunikasi dalam belajar bahasa asing. Oleh karenanya, hal ini dapat menjadi solusi jitu belajar bahasa inggris secara interaktif untuk meningkatkan sumber daya manusia yang semakin melimpah. Hal ini tidak dipungkiri memiliki kendala yang sangat krusial. Apa kendala yang sangat krusial tersebut? Yup kendala tersebut ialah malas. Terkadang baik siswa dan guru merasa malas untuk bergerak dan mencari cara yang tepat dalam komunikasi. Bagaimana cara menghilangkan rasa malas tersebut?. Saya selalu terngiang dari kutipan Imam Syafii yakni Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukannnya yang bertengger di kepala. Ketika melihat penjelasan dari Imam Syafi'i bahwasannya kita dianjurkan untuk selalu berbagi ilmu dan meningkatkan kemampuan dalam bidang apapun karena tujuan dari ilmu bukan untuk saling menyombongkan diri, namun untuk saling mawas diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.Semoga manfaat dan berkah amiin.
0 Komentar