Warna Penuh Makna ! (Sebuah Refleksi)

    

Zidan sedang mengumpan si bundar.

  Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. Ruang pembatas yang semakin keras membuat manusia tidak lagi memiliki ruang tanpa batas. Ketika kita melihat teknologi yang sangat canggih, namun terkadang tidak dapat membersamai semangat yang gigih maka generasi yang semakin terkikis tidak dapat menangkis dari gejolak globalisasi. Ruang belajar semakin luas dan bahkan tidak terhingga. Namun, apakah kita siap untuk menopang kerasnya perubahan zaman yang semakin penuh tantangan?. Yup Bahasa menjadi motor penggerak bangsa dalam mengarungi samudra luas. Burung-burung berkicau yang berada di Canada dengan sangat mudah kita dengar hanya melalui tatakan serba bisa. Ketika ruang diskusi menjadi sangat sepi menunjukkan pendekatan baru dalam belajar di era digital. Mereka tidak lagi menggunakan pertemuan di hotel berbintang, namun semua itu hanya cukup dilakukan di layar 4 inch yang penuh karang.  Hal ini selalu menimbulkan perdebatan penuh makna tentang Apa warna dari gerakan yang kita rancang untuk mengarungi samudra tapal batas?
   
Warna-warni OBOR (One Belt One Road)

 
    Fenomena belajar dari rumah sudah sering kita alami. Namun, banyak kendala yang sulit untuk diatasi terkait apakah pembelajaran tersebut menjadi efektif ketika diadakan di seluruh level pendidikan?. Kecanggihan teknologi tidak dapat menyambungkan kecerdasan emosional siswa dalam lingkup apapun. Mereka dapat bergerak dengan cepat, namun mereka akan memiliki titik terjenuh dalam hal pendekatan emosional. Ketika kita melihat bahwa banyak sekali siswa ataupun guru yang mengalami depresi dengan adanya kecanggihan teknologi. Pertemuan semakin mudah namun tidak dapat memudahkan setiap pertemuan yang syarat akan makna. Hal ini saya alami ketika melakukan pembelajaran daring bersama salah satu murid yang belajar dalam mempersiapkan lomba tingkat nasional. Saya sama sekali tidak terganggu dengan kecanggihan teknologi, Hal ini disebabkan karena murid tersebut telah menguasai dasar bahasa inggris. Hal ini menjadi menarik ketika kita berdiskusi mengenai soal-soal toefl untuk jenjang SMP. Dia dapat menguasai dengan baik sehingga dia dapat meraih perak dalam kompetisi tersebut. Namun semua itu bukan menjadikan pembelajaran daring lebih efektif daripada luring.
    
    Pembaharuan dalam sistem belajar harus selalu ditingkatkan. Beberapa siswa merasa bingung ketika dia belajar bahasa asing selama kurang lebih 6 tahun, namun apa yang didapatkan tidak sebanding dengan lamanya belajar. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana sistem belajar bahasa yang sangat monoton dan tidak dapat mengajak siswa untuk mengekspresikan kemampuannya. Mereka selalu dibebani dengan banyaknya mata pelajaran sehingga tidak dapat mengalirkan kecerdasan emosionalnya. Oleh karenanya, saya mencoba membongkar keluh kesah dari para siswa melalui banyak dialog dan interaksi. Saya sangat senang sekali berdiskusi tentang apa yang ingin kita lakukan untuk berbagi ilmu. Hal ini dapat membuka cakrawala pemikiran terkait apa yang ingin kita sampaikan. Banyak sekali singkatan dan alur program yang telah kita diskusikan. Oleh karenanya, api yang berkobar akan selalu menyala dengan terang ketika dihadapi dengan semangat pantang menyerah. Apakah kita pernah melihat Obor yang selalu disiapkan pada saat olimpiade berlangsung?. Yup Obor tersebut tidaka akan mengalirkan cahaya bila tidak dijaga dan dibawa oleh manusia yang pantang menyerah.

    Berbicara tentang Obor, maka hal tersebut sangat berkaitan erat dengan bagaimana sistem belajar dapat selalu menyemangati satu sama lain. Hal ini dilakukan dengan menciptakan banyak interaksi antara Guru dan Murid yang terpadu. Ketika mereka dapat menyelesaikan setiap tantangan dengan menunjukkan kosakata bahasa asing yang telah dibungkus rapih melalui saluran ekspresi lagu bahasa inggris, maka mereka akan mengerti pentingnya komunikasi dalam belajar bahasa asing. Oleh karenanya, hal ini dapat menjadi solusi jitu belajar bahasa inggris secara interaktif untuk meningkatkan sumber daya manusia yang semakin melimpah. Hal ini tidak dipungkiri memiliki kendala yang sangat krusial. Apa kendala yang sangat krusial tersebut? Yup kendala tersebut ialah malas. Terkadang baik siswa dan guru merasa malas untuk bergerak dan mencari cara yang tepat dalam komunikasi. Bagaimana cara menghilangkan rasa malas tersebut?. Saya selalu terngiang dari kutipan Imam Syafii yakni Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukannnya yang bertengger di kepala. Ketika melihat penjelasan dari Imam Syafi'i bahwasannya kita dianjurkan untuk selalu berbagi ilmu dan meningkatkan kemampuan dalam bidang apapun karena tujuan dari ilmu bukan untuk saling menyombongkan diri, namun untuk saling mawas diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.Semoga manfaat dan berkah amiin.

Posting Komentar

0 Komentar