Masa Muda Masa yang Berapi-api


    Assalamu'alaikum guys, gimana kabarnya nih? semoga selalu diberi kemudahan dan kesehatan ya. Oh ya sudah lama aku ga nulis di blog. Tapi sebenarnya aku masih punya keinginan untuk nulis tapi cuma waktunya aja, heheh (alasan klasik banget ya)..wkwk.. Oh ya cerita ini akan dimulai dari motto residen aku yang ada di asrama mahasiswa umy. Namanya diawali dengan huruf R dan diakhiri dengan salam,wkwkw udah kaya rapat-rapat aja ya gaes. Si R ini pernah ditanya tentang motto hidupnya.
Teman-teman usrah bertanya " Si R, motto hidup lu apa sih?
Lantas R menjawab dengan wajah cool dan calmnya " Motto gue itu Masa Muda Masa yang Berapi-api
"Wkwkwk berapi-api gimana lu?? orang kerjaannya tidur terus??wkwkw saut salah satu kawannya
"Lu belum tau aja tidur gue itu yang bikin gue semangat" sambil mendengakkan wajah yang cool dan semangat
"Wkwkwk bisa aja lu R" saut salah satu residen.

   Motto ini membuat ku selalu terngiang-ngiang, Lalu selalu membuat ku bertanya-bertanya ke diri ku ini, sudah bisa apa diriku ini?, Lalu ketika pulang dan ketemu teman-teman di kampung apa yang mau diobrolin?? Teori-Teori konstruktivisme atau Realisme??. Semuanya ku rasa akan sulit diterima teman-teman karena teorinya yang jelimet dan membingungkan,hehehe. Jadi ku mencoba untuk bergaul dengan cara gerakan bawah tanah, pada awalnya ku berpikir gerakan bawah tanah itu tidak ada teorinya, eh ternyata ada satu teori yang menyangkut gerakan bawah tanah ini yaitu konstruktivisme, dimana bagaimana kita membangun suatu norma yang positif terhadap lingkungan sekitar, oh ok fix, dari kegelisahan ini ku mulai menemui titik terangnya. Membangun suatu norma yang positif itu memang memerlukan tim yang solid, Lambat laun ku mulai tertarik dengan gerakan bawah tanah ini, akhirnya ide lama yang sudah direncakan oleh teman-teman yakni membuat perkumpulan ikatan remaja masjid yang bermanfaat bagi masyarakat, pada dasarnya ikatan ini dibentuk oleh latar belakang yang sama yakni sama-sama dulunya mondok, pernah ngerasain nikmatnya garuk-garuk Gu... (Tiiit) wkwkw dan kenikmatan itu timbul rasa kebersamaan dan dibentuknya tim BERLIN atau Bersih Lingkungan, yah walau semuanya berawal dari Gu... (Tiiit) wkwkw, tetapi kami selalu mencoba terus menguatkan ukhuwah untuk dapat terjun ke masyarakat.

   Sudah sekitar 5 bulan tim berlin menghadapi anak-anak yang sangat beragam seperti indahnya masa kenangan kita yang dulu,oops.. sorry skip, wkwkw.. Yah jadi tujuannya kita mengajak anak-anak itu supaya nanti anak-anak dapat mengajak keluarga dan lingkungannya. Mungkin pola ini cukup berhasil karena dapat mengajak orang tua untuk menabung sampah di bank sampah, tetapi lambat laun karena kami pengurus memiliki kesibukan yang beragam dan sulitnya koordinasi dengan guru setempat, akhirnya kita memutuskan untuk pending atau ditunda untuk mencari jiwa-jiwa muda yang dapat meneruskan estafet kita,.. udah kaya lomba estafet aja ya sob,wkwkw. Oke ku mulai memahami waktu demi waktu yang bergulir seperti nikmatnya gulir jeruk disetiap tetesannya, (itu bulir woooy) wkwkwk. Yah ku mencoba menerapkan suatu konsep segitiga koordinasi yang berada dalam buku Advokasi Kuota Perempuan karya Bu Nur Azizah. Disana dikatakan bahwa koordinasi yang baik itu harus ada 3 titik segitiga yang sangat penting, yakni Kerja Basis, Pendukung dan Garis Depan, Ketiganya harus saling berjalan selaras atau kompak di setiap rajutannya, Lho kok rajutan??wkwkw. oke lanjut gaes. Disitu ku ganti Kerja dengan Mengabdi, Jadi Mengabdi Basis itu  nanti diisi oleh para relawan yang benar-benar ingin mengabdi, selanjutnya pendukung itu berisi dana, logisitik dan lain-lain dan terakhir tapi ga kalah penting itu Garis Depan yang berisi orang-orang yang dapat melobi atau membuat negosiasi dengan baik dengan pemerintah. Ku teringat ucapan ust Mahfudz Khoirul Amin dimana beliau pernah berkata bahwa Mengabdi itu sangat berbeda dengan bekerja, kenapa? karena mengabdi kita memberikan terbaik walau banyak orang yang menolak dan walaupun hasilnya nanti mengecewakan, kita tetap semangat karena yang selalu dipikirkan itu Proaktif atau bertindak dan memberikan yang terbaik sedangkan Bekerja itu selalu kita pikirkan hasil dan keuntungan, dimana ketika manusia sudah memipikirkan hasil dan keuntungan, mungkin akan sangat sulit untuk maju dan memperbaiki diri karena kalau kita gagal, kita akan kecewa dan sulit untuk bangkit lagi seperti kenangan masa lalu ku.. lohhh ok skip gaes yang kenangan ini, wkwkw. Jadi sob, mari kita sebagai pemuda yang muda berapi-api mengabdi untuk negeri, karena selagi kita masih diberikan hidup, maka hiduplah yang berarti. Kita Muda, Kita Bisa, Berkarnya untuk Desa... 
Semoga bisa bermanfaat ya gaes.. :)))
Salam
 

Posting Komentar

0 Komentar